ILUSTRASI UNSPLASH/Ryoji IwataJAKARTA - Topan Bualoi menerjang pesisir Vietnam pada Senin, menewaskan delapan orang dan menyebabkan 17 lainnya hilang. Topan menyebabkan angin kencang dan hujan yang merusak rumah-rumah, memutus aliran listrik, dan membanjiri jalan-jalan sebelum badai tersebut melemah saat bergerak menuju Laos.Bualoi bergerak di sepanjang garis pantai utara-tengah negara itu sebelum menerjang pada Senin, 29 September pagi, menyebabkan gelombang setinggi delapan meter, menurut badan meteorologi nasional.Tujuh belas nelayan hilang setelah ombak besar menghantam dua kapal nelayan di lepas pantai Provinsi Quang Tri, sementara satu kapal nelayan lainnya hilang kontak selama badai."Saya terjaga sepanjang malam karena khawatir pintu akan tercabut oleh angin kencang," kata Ho Van Quynh dari Provinsi Nghe An dilansir Reuters.Para tetangganya mengaku menghabiskan malam itu dengan berusaha melindungi rumah mereka karena listrik di gedung apartemen mereka padam."Saya telah menyaksikan banyak badai, dan ini adalah salah satu yang terkuat," kata Nguyen Tuan Vinh.Angin kencang menewaskan delapan orang dan melukai tujuh lainnya di Provinsi Ninh Binh, kantr Berita Vietnam melaporkan.Satu orang tewas setelah terjebak banjir di kota Hue, dan satu orang lainnya tewas tertimpa pohon tumbang di provinsi Thanh Hoa, kata badan penanggulangan bencana.Pada pukul 11.00 waktu setempat, topan tersebut bergerak melintasi Provinsi Nghe An menuju Laos, dengan kecepatan angin maksimum melemah menjadi 74 km/jam (46 mph) dari 117 km/jam saat menghantam daratan.Bualoi sejauh ini telah merusak 245 rumah, menggenangi hampir 1.400 hektar lahan padi dan tanaman lainnya, serta memutus akses ke beberapa daerah, kata badan penanggulangan bencana dalam sebuah laporan.Tidak ada kerusakan besar pada properti industri yang disebutkan dalam laporan tersebut, meskipun terdapat beberapa pabrik besar di dalam atau di dekat jalur topan Bualoi, termasuk yang dimiliki oleh Foxconn, Luxshare, Formosa Plastics, dan Vinfast.Sebelum topan menerjang, pemerintah telah mengevakuasi lebih dari 28.500 orang, sementara ratusan penerbangan dibatalkan atau ditunda karena empat bandara di provinsi-provinsi tengah ditutup.