Upaya Menyelamatkan Para Santri di Bawah Reruntuhan Ponpes Sidoarjo

Wait 5 sec.

Bangunan musala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanTim SAR masih terus mengevakuasi korban yang terjepit di reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Berdasarkan data hingga Selasa (31/9) malam, terdapat tujuh korban yang masih hidup terjepit reruntuhan."Yang tadi ada enam orang. Saat ini kami masih melihat bahwa mereka ada tanda-tanda kehidupan ya. Nah, kemudian itu ada satu [korban lagi] juga yang masih kondisi hidup dan kami tadi bisa membuat akses dan bisa menjangkau," kata Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, kepada wartawan, Selasa (30/9).Namun, satu korban yang berhasil dijangkau itu belum bisa dievakuasi karena posisi bagian pinggang masih terhimpit reruntuhan bangunan atau kolom beton.Setelah itu, kata Nanang, petugas SAR mencoba mencari akses melalui samping-samping posisi para korban menggunakan shot cam serta lampu."Kemudian direspons oleh beberapa korban yang ada di sana dengan menggerakkan kaki-nya, menumpukan kakinya seperti itu. Artinya bahwa di situ masih juga terdapat korban terbanyak dalam kondisi hidup," ucapnya.Polisi Beri Trauma HealingSuasana posko insiden runtuhnya bangunan Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanPolda Jawa Timur bersama Polresta Sidoarjo memberikan layanan trauma healing pada santri dan keluarga korban.Trauma healing ini dipimpin Kabag Psikologi SDM Polda Jatim, bersama Kabag SDM Polresta Sidoarjo Kompol Hery Dian Wahono. Mereka mendatangi korban santri yang masih di rawat di rumah sakit. Trauma healing juga diberikan ke keluarga korban yang ada di kawasan Ponpes Al Khoziny.“Diharapkan dengan adanya layanan trauma healing, dapat mendukung pemulihan mental dan emosional para korban maupun keluarga korban,” kata Kabag Psikologi SDM Polda Jatim, AKBP Mujib Ridwan, pada Selasa (30/9).Dalam dialog dengan korban, petugas mendengarkan pengalaman korban saat kejadian hingga keluh kesah keluarga korban. Kemudian polisi memberikan semangat, dukungan moral dan turut mendoakan atas kejadian ini, sehingga mereka tidak merasakan beban perasaan yang terlalu berat.Hingga saat ini, SAR Surabaya telah mengevakuasi 102 santri, 3 orang santri meninggal dunia, dan sekitar 38 santri masih terjebak.Lengan Santri Terjepit Reruntuhan DiamputasiTim Rescue Basarnas Yogyakarta diberangkatkan ke Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur untuk membantu evakuasi bangunan musala ponpes yang runtuh, Selasa (30/9). Foto: Dok. Basarnas YogyakartaSeorang santri korban runtuhnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kota Sidoarjo, Jawa Timur, terpaksa diamputasi di bagian lengan kirinya. Proses amputasi dilakukan di tengah reruntuhan bangunan agar bisa mengeluarkan korban.Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Atok Irawan, mengatakan, santri berinisial NA itu harus diamputasi karena posisinya telungkup dan lengannya tertimbun bangunan."Tadi malam sempat yang diamputasi di tempat, keluarga sempat protes, enggak setuju," kata Atok kepada wartawan, Selasa (30/9).Atok menyampaikan, NA yang semula sadar harus dibius di lokasi kejadian agar bisa dievakuasi."Jadi tetap pertolongan dibius di sana, kemudian juga luka dibiarkan terbuka. Lukanya ditutup cuma akhirnya dilakukan pembersihan lagi, dijahit ulang sampai pukul 01.30 WIB dini hari ini," tandasnya.Puan Minta Evakuasi Ponpes RuntuhKonpers pimpinan DPR RI oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanKetua DPR RI, Puan Maharani mengaku prihatin dengan runtuhnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kota Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin sore (29/9)."Duka cita kami sampaikan bagi para korban akibat kejadian ini. Pemerintah harus memastikan setiap santri belajar dan beribadah di tempat yang aman, layak, dan bermartabat," kata Puan, Selasa (30/9).Puan menyebut, proses evakuasi yang tengah dilakukan harus memprioritaskan keselamatan dan keamanan para santri yang masih terjebak.Puan menilai peristiwa nahas ini merupakan pukulan keras kepada pemerintah tentang pentingnya standar regulasi bangunan fasilitas pendidikan dan keagamaan di Indonesia. Ia pun menyorot kurangnya pengawasan.“Negara harus hadir memastikan setiap proses pembangunan, terlebih yang menyangkut fasilitas publik untuk anak-anak, dilakukan sesuai kaidah konstruksi yang benar dan diawasi secara ketat," ujar Puan.Menag: Pembelajaran Buat KitaMenteri Agama RI, Nasaruddin Umar saat di Ponpes Al-Khoziny Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanMenteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar meninjau Ponpes Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, yang musala-nya ambruk, Selasa (30/9).Nasaruddin mengatakan insiden ini merupakan musibah yang diluar dugaan semuanya."Ini pembelajaran buat kita semuanya terutama di lingkungan pondok pesantren. Betapa perlunya kita, Insyaallah, kami juga nanti selaku menteri agama akan memberikan perhatian khusus tentang pembangunan fisik pondok pesantren," kata Nasaruddin kepada wartawan di lokasi, Selasa (30/9).Ia berharap kejadian ini menjadi peristiwa yang terakhir kalinya."Jangan lagi ada pondok pesantren yang seperti ini. Dan kita berdoa semoga Insya Allah pondok pesantren akan datang di pembangunannya juga memenuhi standar-standar yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku ya," ucapnya.