Militer berjaga-jaga di Jakarta imbas Gerakan 30 September (G30S) 1965. (Wikimedia Commons)JAKARTA - Soekarno pernah membawa Indonesia condong ke blok timur – Uni Soviet. Hubungan itu membuat banyak negara bak kebakaran jenggot. Apalagi, Bung Karno diketahui mesra dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).Kondisi itu dipandang membawa kerugian bagi Amerika Serikat dan Inggris. Isu intelijen kedua negara menyusup ke TNI Angkatan Darat (AD) mengemuka. Isu itu muncul lewat Dokumen Gilchrist. Suatu dokumen yang kerap dihubungkan dengan andil asing menyusup ke militer Indonesia dalam Gerakan 30 September (G30S) 1965.Kehidupan politik Indonesia di bawah kuasa Soekarno penuh dinamika. Bung Karno ingin menancapkan legasinya di bumi pertiwi dengan proyek mercusuar. Namun, keinginan itu membuat Bung Karno membawa Indonesia dekat dengan blok timur.Hubungannya dengan pemimpin Uni Soviet mesra bukan main. Kondisi itu berjalan lurus dengan hubungan Bung Karno dengan PKI. Kedekatan itu dianggap bermasalah. Kedekatan Bung Karno dengan pemimpin PKI, Dipa Nusantara (D.N) Aidit dianggap mengkhawatirkan.Sir Andrew Gilchrist, mantan Duta Besar Inggris Raya untuk Indonesia 1962-1966. (Amazon)Kedekatan itu dianggap jalan PKI jadi partai berkuasa di Indonesia. Belum lagi urusan kerasnya Bung Karno dalam konfrontasi Malaysia. Suatu hal yang membuat negara blok barat – Amerika dan Inggris tak senang. Istimewanya, pemerintahan Bung Karno dan Orde Lama mengendus gelagat tak baik dari Amerika dan Inggris.Pemerintah Indonesia mendapatkan sebuah dokumen kontroversial pada 15 Mei 1965. Dokumen itu berisikan surat yang ditulis Duta Besar Inggris, Sir Andrew Gilchrist ke Sekretaris Muda Kementerian Luar Negeri Inggris di London.Surat itu mengungkap ada intelijen Amerika-Inggris yang menyusup ke TNI AD. Lainnya berisi mengenai rencana bersama Inggris-Amerika Serikat menyerbu pemerintahan Soekarno. Belakangan dokumen itu dikenal sebagai Dokumen Gilchrist -- sesuai nama duta besar.Pemerintah Indonesia menganggap serius dokumen itu. Apalagi, Dokumen Gilchrist sampai ke tangan Kepala Badan Pusat Intelijen (BPI), Soebandrio. Pemerintah yakin dokumen itu sebagai langkah musuh mengganggu eksistensi Indonesia. Sekalipun banyak juga yang meragukan keaslian dokumen.“Maka dari fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan, penyebarluasan Dokumen Gilchrist, seperti yang telah disetujui Presiden dan Jenderal Yani, adalah selimut (cover) dari maksud lain. Bertujuan untuk mematahkan apa yang disebut local army friends yang disebut juga sebagai Dewan Jenderal, atau yang oleh tertuduh diartikan, para perwira tinggi Angkatan Darat yang akan melakukan kudeta atau, setidak-tidaknya, apabila terhadap perwira-perwira tinggi Angkatan Darat tadi diadakan tindakan, maka hal itu beralasan (gerrecht-vaardigd).”“Dan ini akan dapat dimengerti baik oleh rakyat di dalam negeri maupun negara-negara yang telah diberi Dokumen Gilchrist. Oleh karena, sebelum tertuduh menggunakan maksud terselubung sebagai dalih, dia toh telah mengetahui dari Chou En Lai (Perdana Menteri RRC) bahwa Inggris tidak akan berani menyerang Indonesia,” ungkap Durmawel Achmad sebagaimana ditulis Julius Pour dalam buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, & Petualang (2010).Kontroversi Dokumen GilchristPemerintahan Soekarno meyakini ada penyusup dalam TNI AD. Sekalipun informasi itu sempat dirahasiakan di dalam negeri karena dibuka pertama kali ke dunia internasional. Ajaibnya, isi Dokumen Gilchrist kian menguat kala pemberontakan G30S/PKI 1965 pecah.Amerika dan Inggris dianggap punya kontribusi besar hadirkan G30S. Dokumen Gilchrist dianggap jadi bukti andil keterlibatan asing dalam pemberontakan. Semuanya karena ada isu Dewan Jenderal siap menguasai kabinet dan mengganti isi kabinet pemerintahan Soekarno. Namun, kehadiran Dokumen Gilchrist diragukan banyak pihak.Ada yang menganggap bahwa pemerintah Indonesia terlalu cepat mengambil kesimpulan. Harusnya pemerintah jangan mudah percaya dan segera melakukan analisis terlebih dahulu.Belakangan dokumen dianggap palsu. Narasi pemalsuan dokumen beragam. Narasi yang paling dipercaya dokumen itu dipalsukan intelijen Cekoslowakia atas perintah Uni Soviet. Tujuannya supaya kebencian terhadap Inggris dan Amerika bertumbuh. Pengaruh Amerika berkurang dan kedudukan Uni Soviet makin kuat.Aksi menuntut pembubaran PKI imbas Gerakan 30 September (G30S) 1965. (Wikimedia Commons)“Pada taklimat-taklimat sebelumnya, soal autentik-palsunya Dokumen Gilchrist telah pula jadi bahan pembicaraan. Dalam dokumen yang menggunakan kertas surat Kedutaan Besar Inggris di Jakarta itu, disebut adanya our local army friends, artinya ada kolaborator di dalam Angkatan Darat Indonesia yang merupakan antek Inggris/Barat.”“Di kemudian hari terungkap yang membuat dokumen itu adalah Ladislay Bittman, seorang intel Cekoslowakia yang bekerja untuk dinas rahasia Uni Soviet, KGB. Sebagai protes terhadap penyerbuan tentara Rusia ke Cekoslowakia pada 1968, Bittman membelot ke Amerika Serikat dan membongkar semua yang telah dilakukannya untuk KGB. Termasuk memalsukan dokumen yang populer disebut sebagai Dokumen Gilchrist itu,” ujar Salim Said dalam buku Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto (2018).Namun, pandangan itu bukan satu-satunya yang muncul. Ada juga yang menduga dokumen itu dipalsukan oleh PKI. Ada juga yang menganggap ada andil Dinas Rahasia Republik Rakyat China. Spekulasi demi spekulasi itu membuat Dokumen Gilchrist tak pernah benar-benar tuntas – bahkan hingga saat ini.