Presiden Iran Serukan Persatuan Negara Muslim untuk Hentikan Pembantaian Israel di Gaza

Wait 5 sec.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian. (Twitter/@drpezeshkian2)JAKARTA - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyerukan negara-negara Muslim untuk bertindak kolektif dan tegas melalui diplomasi aktif guna menghentikan kekejaman Israel di Jalur Gaza, Palestina.Berbicara dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Hari Rabu, Presiden Pezeshkian menyebut bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung saat ini tidak dapat ditolerir bagi manusia yang berpikiran bebas."Bencana yang disebabkan oleh rezim Zionis di Gaza tidak dapat diterima oleh siapa pun yang berpikiran bebas," ujar Presiden Pezeshkian, dikutip dari IRNA 6 Agustus."Saya berharap negara-negara Islam akan bertindak dengan persatuan, tanggung jawab, dan melalui diplomasi aktif serta tekanan diplomatik untuk mencegah berlanjutnya kejahatan ini," lanjutnya.Dalam kesempatan ini Presiden Pezeshkian menegaskan kembali dukungan Iran yang tak tergoyahkan untuk perjuangan Palestina dan mendesak negara-negara Muslim lainnya untuk mengambil sikap yang lebih tegas."Iran selalu membela hak-hak bangsa Palestina yang tertindas, dan negara-negara Islam lainnya juga harus mengambil posisi yang lebih kuat dan lebih aktif dalam mendukung rakyat Palestina dan Gaza yang tertindas. Upaya kolektif dalam menghadapi kejahatan rezim Zionis di Gaza akan sangat efektif," tandasnya.Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari. Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan. Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.Sementara itu, sumber medis pada Hari Selasa mengonfirmasi, korban tewas Palestina di Gaza sejak agresi Israel Oktober 2023 telah mencapai 61.158 jiwa, mayoritas perempuan dan anak-anak, sementara korban luka-luka mencapai 151.442 orang, seperti melansir WAFA.