Hizbullah Kecam Rencana Pelucutan Senjata Sebagai "Dosa Besar"

Wait 5 sec.

Ilustrasi Hizbullah. (Wikimedia Commons/khamenei.ir)JAKARTA - Kelompok militan Hizbullah mengecam rencana Pemerintah Lebanon untuk melucuti senjata mereka sebagai "dosa besar" yang akan dianggapnya "seolah-olah tidak ada".Reaksi Hizbullah telah menimbulkan kekhawatiran Israel dapat meningkatkan serangan terhadap Lebanon dan mengobarkan ketegangan di dalam negeri.Setelah rapat kabinet pada Hari Selasa, pemerintah mengatakan akan meminta militer Lebanon untuk mempresentasikan rencana untuk mengendalikan semua senjata pada akhir tahun.Hizbullah telah berulang kali mengatakan menolak segala diskusi mengenai persenjataannya sampai Israel menghentikan pemboman hariannya di Lebanon, menarik diri dari lima titik wilayah Lebanon yang masih didudukinya.Pada Hari Rabu, Hizbullah mengatakan keputusan pemerintah tersebut melemahkan posisi Lebanon dalam menghadapi "ancaman" Israel dan Amerika Serikat terhadap negara tersebut."Keputusan ini sepenuhnya melayani kepentingan Israel dan membuat Lebanon rentan terhadap musuh Israel tanpa pencegahan," kata kelompok itu, melansir The National 7 Agustus.Hizbullah mengatakan pihaknya memandang keputusan kabinet tersebut sebagai "hasil dikte dari utusan AS Tom Barrack, merujuk pada proposal yang ia ajukan kepada pihak berwenang yang menyerukan pelucutan senjata kelompok tersebut dalam jangka waktu tertentu."Pemerintah Perdana Menteri Nawaf Salam melakukan dosa besar dengan mengambil keputusan untuk melucuti senjata Lebanon untuk melawan musuh Israel," kata kelompok itu dalam pernyataannya, dikutip dari Al Arabiya.Keputusan ini muncul di tengah tekanan AS yang intens agar Kabinet Lebanon berkomitmen dan menetapkan jadwal pelucutan senjata Hizbullah, dan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Israel akan meningkatkan serangannya terhadap negara itu.Ini sangat kontras dengan retorika yang datang dari pihak-pihak yang menentang Hizbullah, yang memuji langkah terbaru pemerintah."Kemarin adalah keputusan bersejarah oleh pemerintah," kata seorang sumber yang dekat dengan empat menteri yang dicalonkan oleh Pasukan Lebanon anti-Hizbullah, termasuk Menteri Luar Negeri Youssef Raggi."Tidak ada area abu-abu dalam hal ini, sangat jelas. Yang sebelumnya kurang adalah resolusi politik, dan resolusi politik itu ada di sini hari ini," sambungnya."Percayalah, jika ada area abu-abu, kami pasti sudah keluar dari sidang [kabinet] dan menyatakan bahwa kami menentang resolusi ini, dan apa pun yang dinyatakan oleh pemerintah tidak mewakili pendukung kami," tandasnya.Sementara anggota parlemen independen yang juga sangat kritis terhadap Hizbullah Michel Moawad mengatakan, ini adalah "titik balik bagi Lebanon.""Beginilah cara kami melindungi Lebanon dari perang dahsyat lainnya, dengan memulihkan kedaulatan, menegakkan hukum, dan membangun negara yang kuat dan bersatu," tandasnya.