Angka Stunting di Jakarta Naik 2 Tahun Terakhir, Pemprov DKI Diminta Kaji Ulang Penanganannya  

Wait 5 sec.

DOK VOIJAKARTA - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina menyoroti tren kasus stunting di Jakarta yang angkanya meningkat dua tahun terakhir. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Ibu Kota pada tahun 2024 sebesar 17,2 persen."Data ternyata menunjukkan adanya peningkatan prevalensi stunting dari tahun 2022 ke 2024. Di 2022 itu, angka stuntingnya 14,8 persen. Kemudian, di 2025 angka stuntingnya itu naik jadi 17,2 persen," kata Elva dalam keterangannya, Rabu, 6 Agustus.Menurut Elva, kondisi ini merupakan permasalahan serius yang harus ditangani secepatny oleh Pemprov DKI. Elva mendesak adanya kaji ulang terhadap Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1337 Tahun 2016 tentang Biaya Kegiatan dan Biaya Pemberian Makanan Tambahan Pada Pos Pelayanan Terpadu.“Mungkin, Dinas Kesehatan perlu mengkaji ulang Kepgub Nomor 1337 Tahun 2016 itu terkait jenis pangan yang digunakan di dalam program tersebut,” ucap Elva.Menurut Elva, kajian tersebut penting dilakukan untuk mengetahui berapa kebutuhan kalori per orang, beserta jenis-jenis makanan tambahan yang harus diterimanya.Selain itu, kajian terkait juga dapat menjadi landasan untuk menghitung anggaran bantuan gizi penerimanya agar program yang dimaksud dapat berjalan optimal.“Mungkin, kajian ulangnya juga bisa mencakup kebutuhan kalori beserta jenis-jenis makanan tambahan yang dibutuhkan para penerima,” urai Elva.“Kita juga harus menghitung ulang anggaran untuk per orangnya itu berapa supaya ideal untuk kemudian programnya dapat benar-benar menjadi tepat sasaran,” lanjutnya.