Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP Koswara (kiri). (Foto: Theresia Agatha/VOI)JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan Kawasan Mangrove Nasional Kamal Muara di Jakarta Utara sebagai upaya menjaga ekosistem pesisir dan penanganan sampah plastik laut.‎Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP Koswara menyampaikan, kawasan tersebut memiliki luas 56 hektare yang nantinya akan dibangun sebagai pusat pembibitan, pusat ekowisata, ekoeduwisata dan laboratorium kultur jaringan."Di Indonesia ini ada 202 jenis mangrove. Kami baru dapat tadi 22 jenis mangrove dan sisanya masih tersebar di seluruh Indonesia. Tahap sekarang ini penanaman 22 jenis mangrove, nanti ke depannya akan kami tambahkan sampai seluruh jenis mangrove itu ada di sini semua," ucap Koswara saat ditemui usai Kick-off Program Laut Sehat Bebas Sampah (Laut Sebasah) dan Groundbreaking Pengembangan Kawasan Mangrove Nasional Kamal Muara di GOR Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, 6 Agustus."Sehingga, kalau kami ada program rehabilitasi pesisir pantai buat pengembangan mangrove, pembibitannya semua ada di sini, disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan seperti apa," sambungnya.Diketahui, mangrove merupakan vegetasi khas pantai memiliki morfologi unik dengan sistem perakaran yang mampu beradaptasi di wilayah pasang surut, terutama pada substrat lumpur atau lumpur berpasir.Sebagai salah satu ekosistem pesisir utama selain terumbu karang dan padang lamun, mangrove memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas pesisir, sebagai habitat biota laut serta penyerap karbon dan pelindung alami dari abrasi.Berdasarkan peta mangrove nasional tahun 2024, total luasan mangrove di RI tercatat mencapai 3.440.464 hektare, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekosistem mangrove terluas di dunia.Dalam pengembangan tahap awal tersebut, pihaknya melakukan penanaman 40.000 batang bibit mangrove jenis Rhizophora Mucronata (bakau merah/hitam) yang dikenal adaptif dan memiliki peran ekologis tinggi.Adapun pengembangan Kawasan Mangrove Nasional Kamal Muara direncanakan berlangsung dalam periode 2025-2029 dengan pendekatan kolaboratif dan partisipatif.Kawasan itu diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar secara ekonomi, sosial dan lingkungan serta menjadi contoh praktik pengelolaan pesisir tangguh dan adaptif terhadap perubahan iklim dan ancaman sampah laut.